Selasa, 24 Februari 2015

Mu'robatul Af'aal



 Mu'robatul Af'aal
2.1 Pengertian Al Mu’robaatul Af’aal
Sebelum menjelaskan Al Mu’robaatul Af’aal terlebihdahulu kita menjelsakan makna dari  ($äæ=Ri)dan (däRYã ) itu sendiri.
Al-Mu’rabaat merupakan kalimat bentuk jamak dari mu’rab yang berbentuk isim maf’ul (معرب) yang fi’il madinya (عرب)  secara bahasa a’rab memiliki makna yang banyak:
1.      Bayanuun (jelas)
2.      Husnuun (bagus/baik)
3.      Intiqoluun (pindah)
4.      Taghoyuruun (berubah)
Sebagaimana yang terkumpul dalam syairan :
  w^Ry uVeòåã=Q vã uY=Ri p   Ú    lRV%d ä^&ny poBs pl ä~æ
Tetapi dalam ilmu nahwu yang dimaksud i’rab adalah taghiruun (berubah).
Secara istilah i’rab adalah taghyiruawakhiril kalimi lihtilafil ‘awamili adhakhilati ‘alaiha                   lafdon autakdiran “Berubahnya akhir kalimatkarena perbedaan amil yang masuk baik berubah lafadznya maupun maknanya.
däRYã merupakan bentuk jamak dari (gRY). Menurut istilah kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan kata kerja yang mengandung jaman.
Jadi murobatul af’al adalah suatu kalimat fi’il yang akhir kalimatnya bisa berubah – rubah sesuai ‘amilnya  (å=Ri ).
Kalimat  gRYyang hukumnyaå=Rihanya ada satu yaitu fi’il mudhore Sebagaimana dalam kitab alfiyah karangan ibnu malik(ØàáÝuZ2I).
ä}=Q l ã äQ<äNi ãqæ=Q ã p        Ú             ä~næ  ÔNi p  =iãgRY p
FYoi oQ Ra (ämã lqm       Ú      oi p =Eäçi 9aq% lqm oi
kalimah fi’il mudhore hukumnya mu’rob apabila tidak ada nun taukid, baik nun taukid khopipah ataupun nun taukid saqilah dan nun jama niswah,apabila di dalam kalimat fi’il mudhore terdapat salah satu dari tiga tersebut,maka hukumnya menjadi mabni.

Contoh fi’il mudhore mu’rob :
Ä ujM Öi wQ ÀSY< Å =Jn}
Ä Ö2&Y Öi wQ ÀèJm Å =Jn}lã
Ä obA Öi wQ Àh?- Å =Jn}T

2.2 Pengertian Al Mabniyatul Af’aal
Mabniyatul af’al adalah kalimat fi’il yang tidak dapat berubah akhir kalimatnya.
Kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam ;
1.fi’il madhi
Fi’il madhi adalah kalimat / kata kerja yang sudah terjadi (lampau), hukum fi’il madhi yaitu mabni fathah selama belum bertemu dengan dhomirwau jama’ dan dhomir mutaharik marfu’.Apabila bertemu dengan wau jama’ maka hukumnya menjadi mabni dhomah begitupun bila bertemu dengan dhomir mutaharik marfu’ hukumnya menjadi mabni sukun.
Sebagaimana di sebutkan dalam kitab imritiÄ àáà× uZ2I Å.


SY< uæ !=I =jNi oQ         Ú      SË] lã R5 vã 0q&Zi ÔMje äY
     än~Q SL pãp  Si ujMp      Ú                änbA RjNeã ã: Si Ô%ã läY

contoh  fi’il madi mabni fathah,sukun,dhomah:              
(mabni fathah)å=M
                                                                                                (mabni fathah)  äæ=M
(mabni dhomah)  qæ=M
(mabni fathah) #æ=M
(mabni fathah)  ä&æ=M
(mabni sukun)  oæ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun)  k&æ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) Gæ=M
(mabni sukun)#æ=M
(mabni sukun)  änæ=M


2. fi’il amar
Fi’il amar adalah kalimat kerja yang mengandung makna perintah, kalimat fi’il amar hukumnya mabni sukun sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudhari nya.
1.      Jika fi’il mudhari-nya adalah shahih akhir yang di jazm-kan maka fi’il amar-nya dari fi’il tersebut mabni dengan harakat sukun tersebut bisa dhahir dan bisa mukhadar.
Harakat sukun yang dzahir terdapat pada dua tempat, yaitu pada fi’il shahih akhir yang tidak bersambung dengan sesuatu apapun diakhirnya dan pada fi’il yang bersambung dengan nun niswah. Contoh : è&aã  dan å=Mã  . demikian pula E&aã dan oæ=Mã  diiringi penyandaran fi’il tersebut pada nun niswah.
Adapun harakat sukun yang muqaddar yang terdapat pada satu tempat, yaitu jika fi’il itu bersambung dengan nun taukid khafifah atau yang tsaqilah. Contoh : oæ=Mã ÀE&aã dan oæ=Mã ÀE&aã.
2.      Jika fi’il mudhari-nya merupakan fi’il mu’tal akhir, yaitu fi’il yang di jazm-kan dengan membuang huruf illah-nya, maka fi’il amar dari fi’il tersebut dimabnikan dengan membuang huruf illah-nya. Contoh : P8ã ,  SAã  dan O]ã.
3.      Jika mudhari-nya adalah af’al khomsah, yaitu fi’il-fi;il yang di jazm-kan dengan membuang huruf nun-nya, maka fi’il amar dari af’al khomsah adalah dimabnikan denagn membuang huruf nun-nya. Contoh : Ôç&aã Àã qç&aã   dan äç&aã.

2.3   Contoh Ungkapan yang Mengandung Kalimat Fi;il Mu’robat dan Mabni’at
1.      Contoh ungkapan yang mengandung fi’il mudhari
cç-ãp 9jI ä} ktZ%#mã ÁØ
9t&H è~6} oeÁÙ
k~s=æã P?BT ÁÚ
o}=VJeã oi ämqb~e p on.B~e ÁÛ
os8vpã oRM=}$ ã9eãqeãpÁÜ

2.      Contohungkapan yang mengandung fi’il mabni
                                                                        hq} ga 3çI c~æã ÔfQ  kfAÁÛ                                                                                                9}9E 8=çeã 3çIãÁØ
Õ=.Feã \qY o}<qZJQ $=ÏmÁÜ                                                                                      uçVeã oi cjY ÐZ1ãÁÙ
$äjfBUãp GjfBi #iQ1ãÁÝ                                                                                  r=ZA oi !q5ã =N1ÁÚ




BAB III

PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Dari semua pembahasan tentang $ä~nçUãp $äæ=RUã  dapat Kita simpulkan sebegai berikut :
1.      Pengertian Mu’robatul Af’al
Mu’robatul Af’al adalah kalimat fi’il yang hukumnya mu’rab.Fi’il yang hukum nya mu’rab hanya satu yaitu fi’il mudhari.
Fi’il mudhari jika tidak bersmbung dengan nun taukid tsaqilah,khafifah dan nun jama niswah.
2.        Pengertian mabniyatul af’al
Mabniyatul af’al adalah kalimat fi’il yang mabni,kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam:
1.fi’il madhi
Fi’il madhi hukumnya mabni harakat fathah,jika tidak bertemu dengan dhomir wawu jama dan dhomir mutahariq marfu.
2.fi’il amr
Fi’il amr hukumnya mabni yang sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudharinya.








 Nahwu . . Mu'robul Af'al
2.1 Pengertian Al Mu’robaatul Af’aal
Sebelum menjelaskan Al Mu’robaatul Af’aal terlebihdahulu kita menjelsakan makna dari  ($äæ=Ri)dan (däRYã ) itu sendiri.
Al-Mu’rabaat merupakan kalimat bentuk jamak dari mu’rab yang berbentuk isim maf’ul (معرب) yang fi’il madinya (عرب)  secara bahasa a’rab memiliki makna yang banyak:
1.      Bayanuun (jelas)
2.      Husnuun (bagus/baik)
3.      Intiqoluun (pindah)
4.      Taghoyuruun (berubah)
Sebagaimana yang terkumpul dalam syairan :
  w^Ry uVeòåã=Q vã uY=Ri p   Ú    lRV%d ä^&ny poBs pl ä~æ
Tetapi dalam ilmu nahwu yang dimaksud i’rab adalah taghiruun (berubah).
Secara istilah i’rab adalah taghyiruawakhiril kalimi lihtilafil ‘awamili adhakhilati ‘alaiha                   lafdon autakdiran “Berubahnya akhir kalimatkarena perbedaan amil yang masuk baik berubah lafadznya maupun maknanya.
däRYã merupakan bentuk jamak dari (gRY). Menurut istilah kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan kata kerja yang mengandung jaman.
Jadi murobatul af’al adalah suatu kalimat fi’il yang akhir kalimatnya bisa berubah – rubah sesuai ‘amilnya  (å=Ri ).
Kalimat  gRYyang hukumnyaå=Rihanya ada satu yaitu fi’il mudhore Sebagaimana dalam kitab alfiyah karangan ibnu malik(ØàáÝuZ2I).
ä}=Q l ã äQ<äNi ãqæ=Q ã p        Ú             ä~næ  ÔNi p  =iãgRY p
FYoi oQ Ra (ämã lqm       Ú      oi p =Eäçi 9aq% lqm oi
kalimah fi’il mudhore hukumnya mu’rob apabila tidak ada nun taukid, baik nun taukid khopipah ataupun nun taukid saqilah dan nun jama niswah,apabila di dalam kalimat fi’il mudhore terdapat salah satu dari tiga tersebut,maka hukumnya menjadi mabni.

Contoh fi’il mudhore mu’rob :
Ä ujM Öi wQ ÀSY< Å =Jn}
Ä Ö2&Y Öi wQ ÀèJm Å =Jn}lã
Ä obA Öi wQ Àh?- Å =Jn}T

2.2 Pengertian Al Mabniyatul Af’aal
Mabniyatul af’al adalah kalimat fi’il yang tidak dapat berubah akhir kalimatnya.
Kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam ;
1.fi’il madhi
Fi’il madhi adalah kalimat / kata kerja yang sudah terjadi (lampau), hukum fi’il madhi yaitu mabni fathah selama belum bertemu dengan dhomirwau jama’ dan dhomir mutaharik marfu’.Apabila bertemu dengan wau jama’ maka hukumnya menjadi mabni dhomah begitupun bila bertemu dengan dhomir mutaharik marfu’ hukumnya menjadi mabni sukun.
Sebagaimana di sebutkan dalam kitab imritiÄ àáà× uZ2I Å.


SY< uæ !=I =jNi oQ         Ú      SË] lã R5 vã 0q&Zi ÔMje äY
     än~Q SL pãp  Si ujMp      Ú                änbA RjNeã ã: Si Ô%ã läY

contoh  fi’il madi mabni fathah,sukun,dhomah:              
(mabni fathah)å=M
                                                                                                (mabni fathah)  äæ=M
(mabni dhomah)  qæ=M
(mabni fathah) #æ=M
(mabni fathah)  ä&æ=M
(mabni sukun)  oæ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun)  k&æ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) Gæ=M
(mabni sukun)#æ=M
(mabni sukun)  änæ=M


2. fi’il amar
Fi’il amar adalah kalimat kerja yang mengandung makna perintah, kalimat fi’il amar hukumnya mabni sukun sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudhari nya.
1.      Jika fi’il mudhari-nya adalah shahih akhir yang di jazm-kan maka fi’il amar-nya dari fi’il tersebut mabni dengan harakat sukun tersebut bisa dhahir dan bisa mukhadar.
Harakat sukun yang dzahir terdapat pada dua tempat, yaitu pada fi’il shahih akhir yang tidak bersambung dengan sesuatu apapun diakhirnya dan pada fi’il yang bersambung dengan nun niswah. Contoh : è&aã  dan å=Mã  . demikian pula E&aã dan oæ=Mã  diiringi penyandaran fi’il tersebut pada nun niswah.
Adapun harakat sukun yang muqaddar yang terdapat pada satu tempat, yaitu jika fi’il itu bersambung dengan nun taukid khafifah atau yang tsaqilah. Contoh : oæ=Mã ÀE&aã dan oæ=Mã ÀE&aã.
2.      Jika fi’il mudhari-nya merupakan fi’il mu’tal akhir, yaitu fi’il yang di jazm-kan dengan membuang huruf illah-nya, maka fi’il amar dari fi’il tersebut dimabnikan dengan membuang huruf illah-nya. Contoh : P8ã ,  SAã  dan O]ã.
3.      Jika mudhari-nya adalah af’al khomsah, yaitu fi’il-fi;il yang di jazm-kan dengan membuang huruf nun-nya, maka fi’il amar dari af’al khomsah adalah dimabnikan denagn membuang huruf nun-nya. Contoh : Ôç&aã Àã qç&aã   dan äç&aã.

2.3   Contoh Ungkapan yang Mengandung Kalimat Fi;il Mu’robat dan Mabni’at
1.      Contoh ungkapan yang mengandung fi’il mudhari
cç-ãp 9jI ä} ktZ%#mã ÁØ
9t&H è~6} oeÁÙ
k~s=æã P?BT ÁÚ
o}=VJeã oi ämqb~e p on.B~e ÁÛ
os8vpã oRM=}$ ã9eãqeãpÁÜ

2.      Contohungkapan yang mengandung fi’il mabni
                                                                        hq} ga 3çI c~æã ÔfQ  kfAÁÛ                                                                                                9}9E 8=çeã 3çIãÁØ
Õ=.Feã \qY o}<qZJQ $=ÏmÁÜ                                                                                      uçVeã oi cjY ÐZ1ãÁÙ
$äjfBUãp GjfBi #iQ1ãÁÝ                                                                                  r=ZA oi !q5ã =N1ÁÚ




BAB III

PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Dari semua pembahasan tentang $ä~nçUãp $äæ=RUã  dapat Kita simpulkan sebegai berikut :
1.      Pengertian Mu’robatul Af’al
Mu’robatul Af’al adalah kalimat fi’il yang hukumnya mu’rab.Fi’il yang hukum nya mu’rab hanya satu yaitu fi’il mudhari.
Fi’il mudhari jika tidak bersmbung dengan nun taukid tsaqilah,khafifah dan nun jama niswah.
2.        Pengertian mabniyatul af’al
Mabniyatul af’al adalah kalimat fi’il yang mabni,kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam:
1.fi’il madhi
Fi’il madhi hukumnya mabni harakat fathah,jika tidak bertemu dengan dhomir wawu jama dan dhomir mutahariq marfu.
2.fi’il amr
Fi’il amr hukumnya mabni yang sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudharinya.




















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar