Selasa, 24 Februari 2015

Balaghah Pembahasan Kalam



Balaghah Pembahasan Kalam
A.   Pembagian kalam
Dalam pembagian kalam (kalimat), di bagi menjadi dua bagian, yaitu kalam khabar dan insya’i.
1.      Tentang Hakikat Khabar
الخبر هو ما يحتمل الصدق والكذب لذاته                                          (Sayyid Ahmad Alhasyimi)                             kalam khabar adalah kalam yang mengandung kebenaran dan kedustaan karena dzat-Nya” .
Seperti contoh :
                                                       العلم نافع                                  
ilmu pengetahuan itu bermanfaat”
Dalam hal tersebut kita telah menetapkan sifat manfaat bagi ilmu pengetahuan, dan sifat itu tetap untuknya, baik kalimat itu di ucapkan atau tidak. Sedangkan kemanfaatan ilmu itu merupakan hal yang bisa di pahami secara nyata.
Yang di maksud dengan kebenaran khabar (shidqul khabar) ialah khabar itu sesuai dengan kenyataan dan keadaannya, sedangkan yang di maksud dengan kedustaan khabar (kizbul khabar) ialah ialah, khabar itu tidak cocok dengan kenyataannya.
Jadi jumlah dari lafadz  العلم نافع   jika nisbat kalimatnya yaitu tetapnya kemanfaatan bagi ilmu,yang dipahami dari jumlah tersebut sesuai dengan kenyataannya,maka disebut benar tetapi jika tidak cocok dengan kenyataan,maka disebut dusta,seperti perkataan
الجهل نافع                                                                    
“Kebodohan itu bermanfaat”
Karena nisbat kalimatnya tidak sesuai dengan kenyataanya[1]
Yang termasuk khobar itu adalah[2] :
1.      Ucapan yang mungkin benar dan mungkin bohong, contoh :
-          العلم نافع
-          الجهل نافع
2.      Ucapan yang pasti benar dan pasti bohong, mengingat segi-segi luar, seperti jika ucapan tersebut yang mengucapkannya Allah atau Rosul atau ucapan tersebut sangat gamblang, Contoh:
-          إن الابرار لفي نعيم
-          قال فرعون : أنا ربكم الأعلى
Jadi tidak termasuk Khobar, ucapan yang tidak mungkin benar dan tidak mungkin bohong, mengingat ucapan itu sendiri, walaupun melihat segi luaran ucapan itu mungkin benar mUngkin bohong, contoh:
-          هل إجتهد الطالب
Beberapa tujuan penyampaian khabar (berita)  
إفادة السامع نفس الحكم      اوكان مخبر به ذا علم
“Adapun tujuan khobar yaitu member faedah kepada pendengar akan hokum dan member tahu bahwa pembicarapun mengetahui”[3]


Karena dua tujuan inilah khabar atau berita itu disampaikan, yaitu[4] :
a)      Memberi faedah kepada mukhatab tentang hukum yang di kandung oleh kalimat itu apabila ia belum mengerti. Hukum tersebut dinamakan faedah khabar, seperti contoh :             
الدين المعاملة             agamamu adalah pergaulan”.
      Tujuan seperti ini biasa disebut “فائدة الخبر
b)      Memberikan faedah kepada mukhatab bahwa mutakalim mengerti juga tentang hukum yang di ketahui mukhatab, seperti perkataan anda kepada seorang murid yang merahasiakan kelulusannya dalam ujian dan anda mengetahui dari jalan yang lain. Seperti contoh :      
                          انت نجحت فى الامتحان                             “ engkau lulus dalam ujian”
Tujuan seperti ini biasa disebut لازم الفائدة"                            
B.   Tatacara Mutakallim menyampaikan khabar kepada Mukhatab
Dalam kitab Jauharul Maknun di sebutkan :
فيخبر الخالى بلا توكيد         مالم يكن في الحكم ذا ترديد
فحسن و منكر الاخبار         حتم له بحسب الانكار       
Bahwa mukhatab itu mempunyai tiga macam kondisi, yaitu[5] :
a. Adakalanya ragu-ragu dalam hukum sekaligus ingin mengetahuinya. Maka yang baik adalah mengukuhkan kalimat yang disapaikan kepadanya untuk menguatkan hukum supaya hukum itu dapat masuk ke hatinya. Disamping itu agar perselisihan bisa di hilangkan. Seperti contoh :
                                                                 انّ الأمير منتصر
sesungguhnya sang raja itu mendapatkan kemenangan”.
Khabar macam ini dinamakn thalabi.
b. Adanya mengingkari hukum yang disampaikan. Mukhatab berkeyaqinan sebaliknya. Oleh karena itu wajiblah mengukuhkan kalimat dengan satu perlengkapan pengukuhan, dua atau lebih banyak, sesuai dengan kekuatan dan kelemahan dari keingkrannya. Seperti contoh :
انّ اخاك قادم
“ sesungguhnya saudaramu datang “.
Khabar semacam ini dinamakan khabar inkari.
c. Adakalanya kosong hatinya dari hukum. Dalam kondisii ini tidak perlu kalimatnya dikukuhkan. Sebaba tidak ada keperluan mengunguhkannya. Seperti dalam contoh, sebagai berikut :
اخاك قا ئم
“saudara mu berdiri”
Khobar ini dinamakan khabar ibtida’i
Jadi, menyampaikan kalimat sesuai dengan tiga macam khobar tersebut dinamakan penyampaian yang kontekstual atau disebut muqhtadho zhahiril haal. Karena didalam ilmu balaghoh sendiri pantangan omong kosong( memperpanjang kata tanpa ada faedahnya).
C.   TENTANG KALAM INSYA DAN PEMBAGIANNYA
Kalam insya menurut pengertian etimologi adalah mewujudkan. Dan menurut pengertian terminologi dan istilah ulama balaghah, ialah :
ما لايحتمل لصّدق والكذب لذته
“Kalimat yang tidak mengandung kebenaran dan kedustaan bagi zatnya.[6]”.
Dalam kitab Jauhar Maknun disebutkan:
ما لم يكن محتملا للصدق     والكذب الإنشاككن بالحق
Contoh :
إغفر “Ampunilah”
إرحم “Kasihanilah”
Kalam insya terbagi dua, yaitu : Insya tholabi dan Insya goiru tholabi.
Adapaun insya tholabi yaitu menghendaki (mencari) makna yang belum berhasil. Kalam insya tholabi memiliki banyak pembagian,
Kalam Insya’ Tholabi menggunakan lima macam bentuk :
1)  ’Amr      ) tuntutan perbuatan) atau
      Contoh  :  إفتح الباب                   
      Do’a      (tuntutan meminta dari yang rendah pada yang lebih tinggi drajatnya)
      Contoh  :         إهدنا الصراط المستقيم    
 2)  Nahi      (tuntutan mencegah)
      Contoh  :                           لا تكل
 3)  Nida      (tuntutan menghadap)
      Contoh  :يا عبدالله                        
4)   Tamanni(tuntutan mencapai hal yang disukai)
      Contoh  : لعل الحبيبة تجيئ يوما      
5)  Istifham(tuntutan minta pengertian)
     Contoh  : هل زيد قائم                     
            Adapun devinisi kalam insya tholabi yaitu:
يستدعى مطلوبا غير حاصل وقت الطلب  مالا
“Kalam yang tidak menghendaki makna yang diharapkan yang tidak bias tercapai pada waktu adanya tuntutan”
 Seperti bentuk-bentuk menyanjung dan mencela
-          Beberapa aqad      -   Lafadz la’alla (semoga)
-          Sumpah                 -   Kam khobariyah (betapa banyak)
-          Mennyanjung
-          Pengharapan
-          Lafadz rubba (banyak)


KESIMPULAN
Dalam pembagian kalam (kalimat), di bagi menjadi dua bagian, yaitu kalam khabar dan insya’.
Kalam khabar adalah kalam yang mengandung kebenaran dan kedustaan karena dzat-Nya” .
“Kalam insya adalah suatu kalam yang tidak mengandung kemungkinan benar atau dusta itu di namakan kalam insya”.
Pembagian kalam insya, terbagi dua macam, yaitu :
a.       Insya tholabi
Kalam Insya’ Tholabi menggunakan lima macam bentuk :
1)  ’Amr      ) tuntutan perbuatan) atau
      Contoh  :  إفتح الباب                   
      Do’a      (tuntutan meminta dari yang rendah pada yang lebih tinggi drajatnya)
      Contoh  :         إهدنا الصراط المستقيم    
 2)  Nahi      (tuntutan mencegah)
      Contoh  :                           لا تكل
 3)  Nida      (tuntutan menghadap)
      Contoh  :يا عبدالله                        
4)   Tamanni(tuntutan mencapai hal yang disukai)
      Contoh  : لعل الحبيبة تجيئ يوما      
5)  Istifham(tuntutan minta pengertian)
     Contoh  : هل زيد قائم                     



b.      Insya goiru tholabi
Adapun devinisi kalam insya tholabi yaitu:
يستدعى مطلوبا غير حاصل وقت الطلب  مالا
“Kalam yang tidak menghendaki makna yang diharapkan yang tidak bias tercapai pada waktu adanya tuntutan”
 Seperti bentuk-bentuk menyanjung dan mencela
-          Beberapa aqad      -   Lafadz la’alla (semoga)
-          Sumpah                 -   Kam khobariyah (betapa banyak)
-          Mennyanjung
-          Pengharapan
-          Lafadz rubba (banyak)














DAFTAR PUSTAKA
-          Sunarto,Akhmad,2012, cet. Kedua, Terjemah “Jauhirul Maknun”,Surabaya: Mutiara Ilmu
-          Zuhri, M, 1994, “ Terjemahan Jawahirul Balaghah”, “Mutiara Ilmu Balaghah”, Surabaya; Mutiara Ilmu,
-          Abd ar-Raḫman bin Muhammad al-Akhdlari Nazham Taqrirat Jauhar al-Maknun(Kediri: Raudlatul Ulum, tt)
-          Buku Ajar “Ilmu Balaghoh” Pondok Perg.KH Z Musthofa
              احمد هاشمي۱۳٦٢–١٢۹٥ جواهرالبلاغة في المعاني والبيان والبديع  دارالكتب العلمية; بيرت              -





[1]  M. Zuhri, “ Terjemahan Jawahirul Balaghah” hal :45-46
[2]  Buku Ajar “Ilmu Balaghoh” Pondok Perg.KH Z Musthofa hal : 10
[3]  Sunarto,Akhmad,2012, cet. Kedua, Terjemah “Jauhirul Maknun”,hal : 14
[4] M. Zuhri, “ Terjemahan Jawahirul Balaghah” hal : 46
[5] Ibid. hal : 48
[6] Ibid. hal : 73

Tidak ada komentar:

Posting Komentar