BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada
murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias
dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu persatu dan
memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang diberikan.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi kepada siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau
anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk
belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat
menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar
tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative
dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang
belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah
proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala
sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua siswa sangat
mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Terjadinya proses
belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi yang tinggi.
Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem pengajarannya, disekolah
juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
1. Adakah pengaruh motivassi belajar
terhadap hasil belajar.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi
belajar terhadap hasil belajar.
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh
motivasi belajar terhadap hasil belajar.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Diharapkan makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
secara praktis sebagi hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami
penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi
khususnya bidang ilmu kependidikan dan dapat menambah ilmu pengetahuan secara
umum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MOTIVASI DAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan
menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri
seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut
Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakuka kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk
mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih
baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi
belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang
atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah
laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
K
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan
terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
2.2 FUNGSI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Agar
siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya
motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada
tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat.
Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni
kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Disamping
itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menuh
njukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Di
dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas
dan mengarahkan serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Membangkitkan
motivasi belajar tidaklah mudah, untuk itu guru perlu mengenal siswa dan
mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan
dan minat siswa. Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada
beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa di sekolah, antara lain :
1. Memberi Angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang baik
bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi juga banyak siswa
bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja.
Yang
perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum
merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru harus mencari solusi
bagaimana cara memberikan angka yang terkait dengan nilai yang terkandung dalam
setiap pengetahuan, sehingga tidak hanya nilai kognitif saja, melainkan juga
keterampilan dan apektifnya.
2. Hadiah
Hadiah
dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena
hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau Kompetisi
Saingan
atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan
antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Memberi Ulangan atau Tes
Para
siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang harus
diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi ulangan, hendaknya bila akan
ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu.
5. Mengetahui Hasil
Semakin
mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa
untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
6. Pujian
Apabila
ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif.
7. Hukuman
Hukuman
sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan secara bijak dapat
menjadi alat motivasi yang baik.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat
untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga
hasilnya akan lebih baik pula.
9. Minat
Minat
muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai
minat yang kuat.
10. Tujuan
yang Diikuti
Rumusan
yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat
penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah
untuk belajar.
2.3 CIRI-CIRI MOTIVASI
Untuk
melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan
adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang
itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak
lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga
kurang aktif).
;6. Dapat mempertahankan
pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan
maasalah soal-soal.
Apabila
seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai
masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak
terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa yang harus
mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup
rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap
berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua
harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
memberikan motivasi yang tepat dan optimal.g
2.4 BENTUK-BENTUK MOTIVASI
Berbicara
tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaifktu motif
yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari,
maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang
termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinik
a. Motivkmasi Ontrinsik
Motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang
terididik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa
belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu
bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang ter,didik dan berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu
muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar
symbol dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
Ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
2.5 UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BELAJAR
Unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa.
Motivasi
belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam
kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan
dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan,
dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa.
Keinginan
seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi
jasmani dan rohani sangat mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan
siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang aman,
tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
dan pembelajaran.
Siswa
memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan
siswa.
Guru
adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau
ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan memilah yang baik.
Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan
upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.
2.6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BELAJAR
Ada
empat faktor yang mempengaruhi perkembangan motivasi belajar, yaitu lingkungan
budaya, keluarga, sekolah dan siswa itu sendiri. Motivasi belajar bisa menurun
akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat di sekolah. Memaksa siswa
menerima beban melebihi kapasitasnya tentu saja membuat siswa berkembang secara
tidak sehat. Keinginan menciptakan siswa ”hebat” justru bisa menghasilkan siswa
yang bermasalakh.
Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi
menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Menurut hasil penelitian
melalui observasi langsung,bahwa kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan
giat berusaha,tampak gagah,tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk
meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah
putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa
akan mengalami kesulitan belajar.
Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta
memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan idividu.
Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengaapa individu berbuat sesuatu
karaena motivasi individu yidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang
dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku
yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang
menjadi motivasi individu bersangkutan.
2.7 TEORI-TEORI MOTIVASI DALAM BELAJAR
a.
Teori Kebutuhan
Teori
ini berfokus pada tiga kebutuhan :
1. Kebutuhan Pencapaian: Dorongan untuk
melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. Individu
dengan kebutuhan ini lebih menyukai situasi-situasi pekerjaan yang memiliki
tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat menengah. Ketika
karakteristik-karakteristik ini merata, individu yang berprestasi tinggi akan
sangat termotivasi.
2. Kebutuhan Kekuatan (nPow): Keinginan
untuk memiliki pengaruh, dan mengendalikan individu lain. Individu dengan nPow
tinggi suka bertanggung jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu lain,
senang ditempatkan dalam situasi yang kompotitif dan berorientasi status, serta
cendrung lebih khawatir dengan wibawa.
3. Kebutuhan Hubungan: Keinginan untuk
menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab. Kebutuhan ini
mendapatkan perhatian yang paling sedikit dari para peneliti. Individu dengan
motif hubungan yang tinggi berjuang untuk persahabatan, lebih menyukai
situasi-situasi yang kooperatif dari pada situasi-situasi yang kompetitif dan menginginkan
hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi.
b.
Teori Efektifitas Diri
Teori Efektifitas diri ( Self-Efficacy yang juga dikenal sebagai teori kognisi
social atau teori pembelajaran social ) Merujuk padan keyakinan individu bahwa
ia mampu mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektifitas diri individu,
semakin tinggi rasa percaya diri yang ia miliki dalam kemampuan untuk berhasil
dalam suatu tugas. Jadi, dalam situasi-situasi sulit, individu merasa bahwa individu yang memiliki efektifitas diri
rendah cenderung mengurangi usaha atau menyerah, sementara individu dengan
efektifitas diri tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengalahkan tantangan.
Selain itu, individu yang memiliki efektifitas diri yang
tinggi tampak merespon umpan balik negative dengan usaha dan motivasi yang
lebih tinggi, sementara individu dengan efektifitas diri rendah cenderung
mengurangi usaha ketika diberi umpan balik negative.
c. Teori Penguatan ( Reinforcement Theory )
Dalam teori ini mempunyai sebuah pendekatan perilaku, yang
menunjukkan bahwa penguatan mempengaruhi perilaku. Teori ini mengabaikan keadaan batin individu
dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan
tindakan.
d.
Teori Keadilan
Menyatakan bahwa individu cenderung membandingkan
masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan – masukan dan hasil
pekerjaan orang lain dan kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan.
e.
Teori Harapan.
Menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari
hasil itu terhadap individu tersebut.
2Teori ini berfokus pada tiga hubungan
:
1.
Hubungan usaha–Kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang
mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2.
Hubungan kinerja-Penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa
bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3.
Hubungan penghargaan–Tujuan pribadi. Tingkat sampai mana
penghargaan-penghargaan yang diberikan memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau
kebutuhan-kebutuhan seorang individu dan daya tarik dari penghargaan-
penghargaan potensial bagi individu tersebut.
2.8 STRATEGI MOTIVASI BELAJAR
Menurut Catharina Tri Ani
(2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar antara lain sebagai
berikut:
1.Membangkitkan minat belajar
Pengaitan
pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena tunjukkanlah
bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain
yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi
pembelajaran yang akan dipelajari
2.Mendorong rasa ingin tahu
Guru
yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara
rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi
kasus,diskoveri inkuiri,diskusi,curah pendapat dan sejenisnya, merupakan
beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu
siswa.
3.Menggunakan variasi metode
penyajian yang menarik
Motivasi
untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4.Membantu siswa dalam merumuskan
tujuan belajar
Prinsip
yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai
tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan
bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
2.9 BEBERAPA CARA AGAR SISWA MEMPUNYAI
MOTIVASI BELAJAR
1.
Menerima siswa apa adanya. Siswa
adalah seorang manusia yang masih muda dan perlu dibimbing guna menjadi manusia
dewasa. Tiap siswa mempunyai karakter dan bakat yang berbeda. Oleh karena itu,
tiap siswa merupakan pribadi yang unik, yang membuatnya berbeda dengan lainnya.
Guru harus menerima setiap siswa sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan
dan kelebihannya. Hal ini akan membentuk rasa harga diri yang tinggi dalam diri
siswa. Guru juga perlu menemukan sesuatu (bakat atau kelebihan) dalam diri
siswa yang bisa membuatnya merasa penting.
2.
Menciptakan rasa aman dan
menyenangkan bagi siswa untuk mengeksplorasi serta mengekspresikan seluruh
potensinya. Siswa adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu. Untuk memenuhi
rasa ingin tahunya, ia akan mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Proses
belajar berjalan lancar manakala siswa dapat menguji kemampuannya dan mencoba
pengalaman baru, atau bahkan membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman
yang dapat menyinggung perasaan mereka. Rasa aman juga datang dari sikap yang
disiplin dan konsisten. Dengan keteraturan, siswa akan merasa pasti mengenai
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya. Ketidakpastian akan menimbulkan
keraguan dan ketakutan berbuat salah, yang menyebabkan hilangnya motivasi.
Disiplin yang baik dan tidak kaku harus diterapkan oleh guru dan orang tua,
karena tujuan disiplin adalah menolong siswa guna menjadi individu yang
independen, mandiri, dan dapat menentukan peran mereka sendiri. Disiplin harus
ditegakkan berdasarkan aturan yang masuk akal, kooperatif dan tidak otoriter.
3.
Kenali seluruh potensi yang dimiliki
siswa. Sejak awal, ajari siswa untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan
bagi dirinya sendiri. Tujuan yang dipilih dan ditetapkan sendiri mengandung
motivasi yang lebih kuat daripada tujuan yang ditetapkan oleh orang lain.
Apalagi tujuan atau potensi tertentu terlalu banyak ditentukan orang lain, bisa
jadi tujuan itu tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
4.
Berkomunikasilah dengan siswa
tentang apa yang ingin mereka wujudkan dan apa saja hambatannya. Hal ini bisa
dilakukan secara terbuka antara guru, orang tua dan siswa.
Sementara
itu Nasution (1986: 85) mengemukakan beberapa petunjuk singkat dalam rangka
upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain:
1.
Usahakan agar tujuan pelajaran jelas
dan menarik, motif mempunyai tujuan, makin jelas tujuan, makin kuat motivasi.
2.
Guru sendiri harus antusias mengenai
pelajaran yang diberikan.
3.
Ciptakan suasana yang menyenangkan,
senyuman yang menggembirakan suasana.
4.
Usahakan agar anak-anak turut serta
dalam pelajaran. Anak-anak ingin aktif.
5.
Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan
anak.
6.
Pujian dan hadiah lebih berhasil
dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah hasil baik dalam pekerjaan merupakan
hadiah bagi anak.
7.
Pekerjaan dan tugas harus sesuai
dengan kematangan dan kesanggupan anak.
8.
Mengetahui hasil baik menggiatkan
usaha murid.
9.
Hasil buruk apalagi kalau terjadi
berulang-ulang akan mematahkan semangat.
10.
Hargailah pekerjaan murid.
11.
Berilah kritik dengan senyuman.
Janganlah anak mendapatkan kesan bahwa guru marah kepadanya, tetapi hanya
kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau
anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk
belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat
menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar
tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative
dari luar diri siswa.Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi
belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar
dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan
inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua
kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas
terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki
jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena
ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual
untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita.
Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan
memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa
dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
B. SARAN
1. Dengan adanya fasilitas yang
terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan penambahan fasilitas.
2. Siswa hendaknya meningkatkan
kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga
pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi
lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.
3. Diharapkan siswa untuk melatih
dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,Mohammad.1998.Penelitian Kependidikan Prosedur Dan
Strategi.Bandung:Angkasa.
Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rieneka
Cipta.
Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rieneka
Cipta.
Dimyati
dan Mudjiono,1994.Belajar Dan
Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Djamarah,Syaiful
Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT
Rieneka Cipta.
Hamalik,Oemar.2003.Prosedur Beljar Mengajar.Jakarta Bumi
Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan
Motivasi dan Kemampuan awal dalam
kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia press.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta
Grafindo Persada.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar
Baru.
fgfj
- . Pendahuluan
Saat guru berdiri dalam kelas dan
memulai bercerita kepada murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru
berharap murid antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata
siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan
pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian
motivasi kepada siswanya.
Motivasi memegang peranan yang
penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan
motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak
akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi
yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan
yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan
mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat
membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun
dapat meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan
di sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di
dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun
orang tua siswa sangat mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang
optimal. Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu
meraih prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem
pengajarannya, disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar
- ykII. Kajian Teori
- a. Definisi Motivasi
Untuk dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang apa yang disebut motivasi belajar, maka berikut ini dikemukakan
beberapa definisi/bantuan dari beberapa ahli.
Samidjo Mardiani memberikan definisi
motivasi belajar sebagai berikut: “Motivasi belajar yaitu berbagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dalam proses perkembangannya yang meliputi maksud
tekat, hasrat, kemauan, kehendak, cita-cita dan sebagainya untuk mencapai
tujuan.”
Menurut Afifudin, bahwa motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu
menimbulkan kesemangatan / kegairahan belajar.
Sedangkan menurut Drs. Amir Dien
Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu pendidikan, dikatakan sebagai
berikut :
“Motivasi belajar ialah
kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada
kegiatan belajar murid.
Berdasarkan definisi-definisi
tersebut maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Dengan adanya dorongan di atas, maka
motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai, maka keadaan
yang menyebabkan timbulnya belajar mereka, sehingga adanya tujuan-tujuan baru
yang akan dicapai lagi. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh suatu
atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian
tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap murid.
Dalam melakukan aktivitas, seseorang
didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, instink, unsur-unsur
kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.
Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan,
kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun
psikolois. Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution, dikatakan
bahwa manusia itu memiliki berbagai kebutuhan.
- b. Ciri-ciri Motivasi
Untuk melengkapi uraian mengenai
makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri
motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak
lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga
kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
(kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan
maasalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri
seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat.
Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara
mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang
rutinitas dan mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia
sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus
juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana
memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar
dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan
optimal.
- c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil
belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa
motivasi bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada
tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat.
Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni
kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Disamping itu, ada juga
fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi
yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar
peran motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi
bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan mengarahkan serta memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Membangkitkan motivasi belajar
tidaklah mudah, untuk itu guru perlu mengenal siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif
untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini
Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang
dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah,
antara lain :
- Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol
dari nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat, tetapi juga banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin
naik kelas saja.
Yang perlu diingat oleh guru, bahwa
pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati.
Oleh karena itu guru harus mencari solusi bagaimana cara memberikan angka yang
terkait dengan nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan, sehingga tidak
hanya nilai kognitif saja, melainkan juga keterampilan dan apektifnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai
motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk pekerjaan tersebut.
3. Saingan/Kompetisi
Saingan/Kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Memberi Ulangan/Tes
Para siswa akan menjadi giat belajar
kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu
sering memberi ulangan, hendaknya bila akan ulangan harus diberitahukan
terlebih dahulu.
5. Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,
dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
6. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau
berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian
merupakan bentuk motivasi yang positif.
7. Hukuman
Hukuman sebagai bentuk motivasi yang
negatif, tetapi kalau diberikan secara bijak dapat menjadi alat motivasi yang
baik.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada
unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga hasilnya akan lebih baik pula.
9. Minat
Minat muncul karena ada kebutuhan.
Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat yang kuat.
10. Tujuan yang Diikuti
Rumusan yang diikuti dan diterima
baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk belajar.
- d. Bentuk-bentuk Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis
motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian
motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan demikian
bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif
yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari,
maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah
seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif
rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinik
a. Motivasi intrinsic, yaitu
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terididik, yang
berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk
menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat
pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan.
Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri
dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu
motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan,
bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting.
Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang
menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
e. Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa
Ada empat faktor yang mempengaruhi
perkembangan motivasi belajar, yaitu lingkungan budaya, keluarga, sekolah dan
siswa itu sendiri. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau
sistem peringkat di sekolah. Memaksa siswa menerima beban melebihi kapasitasnya
tentu saja membuat siswa berkembang secara tidak sehat. Keinginan menciptakan
siswa ”hebat” justru bisa menghasilkan siswa yang bermasalah.
III. Solusi yang Ditawarkan
Guru yang konstruktif harus selalu
inovatif untuk mengadopsi metode-metode baru untuk memotivasi belajar anak-anak
didiknya. Ia harus menempatkan anak-anak didiknya sebagai pusat pembelajaran,
artinya sejauhmana materi disampaikan bukan tergantung Guru dan kurikulumnya
tetapi tergantung kepada murid-muridnya. Kreatifitas murid dibangun melalui
diskusi kelompok, seminar, diskusi panel, kunjungan lapangan, permainan peran,
dan lain-lain.
Menurut Albert Einstein, “Ini adalah
seni tertinggi guru untuk membangkitkan kegembiraan yang ekspresif,
kreatifitas, dan pengetahuan. Sehingga sekolah akan menjadi platform yang tepat
untuk memenuhi tujuan pendidikan, jika hubungan antara siswa dan guru
dipelihara dengan baik. Guru adalah teman, filsuf dan panduan dari siswa.
Seorang guru adalah motivator terbaik, seorang pecinta dan pengisi kekuatan.
Murid-murid terinspirasi oleh kapten mereka, yaitu Guru.”
Seorang Guru hanya sebagai
fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di
kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan
terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena
anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya.
Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu
spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik
kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar,
akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa
dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Manusia tidak pernah luput dari
berbuat salah, tapi perbuatan yang baik sekecil apapun harus dipuji. Setiap
anak didik memiliki beberapa sifat-sifat baik dalam dirinya. Peran guru adalah
untuk tidak mengkritik dia karena kenakalannya, tetapi untuk memuji salah satu
kualitas yang baik dalam dirinya, sekaligus memberikan inspirasi. Sistem memuji
salah satu kualitas pada diri anak didik akan menumbuhkan percaya diri, ia
mulai merasa dirinya layak dan berharga, karena tidak semua anak didik memiliki
kemampuan akademik yang sama. Mereka memiliki tujuan alam, dan kecenderungan
yang dibawanya sejak lahir. Seorang Guru harus mampu mengidentifikasi hobi dan
kemampuan alaminya sehingga ia dapat mengetahui siapa dirinya dan memotivasi
dirinya untuk bisa maju dalam wilayah bakat dan hobinya itu.
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan agar siswa mempunyai motivasi belajar, yaitu :
Pertama, menerima siswa apa adanya. Siswa adalah seorang manusia
yang masih muda dan perlu dibimbing guna menjadi manusia dewasa. Tiap siswa
mempunyai karakter dan bakat yang berbeda. Oleh karena itu, tiap siswa
merupakan pribadi yang unik, yang membuatnya berbeda dengan lainnya. Guru harus
menerima setiap siswa sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan dan
kelebihannya. Hal ini akan membentuk rasa harga diri yang tinggi dalam diri
siswa. Guru juga perlu menemukan sesuatu (bakat atau kelebihan) dalam diri
siswa yang bisa membuatnya merasa penting.
Kedua, menciptakan rasa aman dan menyenangkan bagi siswa untuk
mengeksplorasi serta mengekspresikan seluruh potensinya. Siswa adalah makhluk
yang memiliki rasa ingin tahu. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, ia akan
mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Proses belajar berjalan lancar
manakala siswa dapat menguji kemampuannya dan mencoba pengalaman baru, atau
bahkan membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang dapat
menyinggung perasaan mereka. Rasa aman juga datang dari sikap yang disiplin dan
konsisten. Dengan keteraturan, siswa akan merasa pasti mengenai apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukannya. Ketidakpastian akan menimbulkan keraguan dan
ketakutan berbuat salah, yang menyebabkan hilangnya motivasi. Disiplin yang
baik dan tidak kaku harus diterapkan oleh guru dan orang tua, karena tujuan
disiplin adalah menolong siswa guna menjadi individu yang independen, mandiri,
dan dapat menentukan peran mereka sendiri. Disiplin harus ditegakkan
berdasarkan aturan yang masuk akal, kooperatif dan tidak otoriter.
Ketiga, kenali seluruh potensi yang dimiliki siswa. Sejak awal,
ajari siswa untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan bagi dirinya
sendiri. Tujuan yang dipilih dan ditetapkan sendiri mengandung motivasi yang
lebih kuat daripada tujuan yang ditetapkan oleh orang lain. Apalagi tujuan atau
potensi tertentu terlalu banyak ditentukan orang lain, bisa jadi tujuan itu
tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
Keempat, berkomunikasilah dengan siswa tentang apa yang ingin
mereka wujudkan dan apa saja hambatannya. Hal ini bisa dilakukan secara terbuka
antara guru, orang tua dan siswa.
Sementara itu Nasution (1986: 85)
mengemukakan beberapa petunjuk singkat dalam rangka upaya guru membangkitkan
motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain:
- Usahakan agar tujuan pelajaran jelas dan menarik, motif mempunyai tujuan, makin jelas tujuan, makin kuat motivasi.
- Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan.
- Ciptakan suasana yang menyenangkan, senyuman yang menggembirakan suasana.
- Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran. Anak-anak ingin aktif.
- Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
- Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah hasil baik dalam pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
- Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak.
- Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.
- Hasil buruk apalagi kalau terjadi berulang-ulang akan mematahkan semangat.
- Hargailah pekerjaan murid.
- Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan bahwa guru marah kepadanya, tetapi hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya.
- IV. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang
penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan
motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak
akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi
yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan
yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan
mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.
Berdasarkan definisi-definisi para
ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai
fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di
kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan
terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena
anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala
potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru
adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa
anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan
belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik
kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.
يَا مُقلّبُ القلوْبُ ثبّتْ قلبي على مَوَدَّةِ زَوْجي وَ ثبّتْ قلب زَوْجي على مَوَدَّتِي
Motivasi Belajar Menurut Islam
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan
individu untuk berbuat. Jadi suatu kekuatan atau keinginan yang datang dari
dalam hati nurani manusia untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Apabila hati dan pikiran seseorang
bersih dari hal-hal yan dilarang maka motivasi itu akan mudah muncul sehingga
ia akan mudah juga dalam melakukan sesuatu perbuatan tertentu tanpa harus
memikirkannya terlebih dahulu. Salah satunya adalah adanya motivasi dalam
belajar, dengan hati bersih maka ilmu akan mudah diterima dan ilmu tersebut
dapat melekat dipikiran dan hatinya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.
Adapun
ayat dan hadits yang berkenaan dengan motivasi dalam Islam terutama motivasi
untuk menuntut ilmu atau motivasi belajar adalah:
1. Q.S. Al-Mujadilah : 11
Artinya: .... “Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang ldiberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
2. Q.S.
Az-Zumar : 9
Artinya:
....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.”
3. Hadits
Nabi Saw.
طَلَبُ
الْعِلْمِ
فَرِيْضَةٌ
عَلَى
كُلِّ
مُسْلِمٍ
وَمُسْلِمَةٍ
Artinya:
“Menuntut ilmu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
اُطْلُبُ
الْعِلْمَ
مِنَ
الْمَهْدِ
اِلَى
الَّحْدِ
Artinya:
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
فَضْلُ
الْعَالِمِ
عَلَى
الْعَابِدِ
كَفَضْلِ
الْقَمَرِ
لَيْلَةَ
الْبَدْرِ
عَلَى
سَائِرِ
الْكَوَاكِبِ
Artinya:
“Kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (yang bodoh) bagaikan
kelebihan bulan pada malam purnama dan semua bintang-bintang yang lain.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu
Darda).
مَنْ
سَلَكَ
مَسْلَكاً
فِيْ
طَلَبِ
الْعِلْمِ
سَهَّلَتْ
لَهُ
طَرِيْقُ
الْجَنَّةِ
Artinya:
“Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dimudahkan baginya jalan
menuju syurga”.
إِنَّ
الْمَلاَئِكَةَ
لَتَضَعَ
أَجْنِحَتَهَا
لِطَالَبِ
الْعِلْمِ
رِضًا
بِمَا
يَطْلُب
Artinya:
“Sttvesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya kerena ridho dengan orang
yang menuntut ilmu”.
صَاحِبُ
الْعِلْمِ
يَسْتَغْفِرُ
لَهُ
كَلَّ
شَيْءٍ
حَتَّى
الْحُوْتَ
فِيْ
الْبَحْرِ
Artinya:
“Segala makhluk di bumi memohon ampun bagi orang yang mempunyai ilmu, hingga
ikan yang ada di lautan”.
مَنْ
تَعَلَّمَ
الْعِلْمَ
لِيُبَاهِيَ
بِهِ
الْعُلَمَاءُ
أَوْ
يُمَارِيَ
بِهِ
السُّفَهَاءُ
أَوْ
يَصْرِفَ
بِهِ
وُجُوْهَ
النَّاسُ
إِلَيْهِ
أَدْخِلَهُ
الله
جَهَنَّمَ
Artinya:
“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mengejek para ulama atau untuk membuat
perselisihan dengan para Fuqoha atau untuk membanggakan diri dihadapan manusia
maka Allah akan masukkan ke dalam Neraka Jahannam”.
Dalam hadits-hadits ini sangat jelas sekali memberikan motivasi
kepada manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap muslim baik laki-laki maupun
perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu dan kedudukan orang yang
berilmu itu melebihi daripada orang yang beribadah (yang bodoh) yang tanpa ilmu
pengetahuan bagaikan bulan di antara bintang-bintang. Download Entri
Label Blog
Bisnis
Online Bisnis
Umroh Blogger Cerita Rakyat Intelligence Internet Investasi Kecerdasan
Emosi Parents
Emotion Coaching Pendidikan Pendidikan
Agama Islam Pola Asuh Psikologi Sejarah
Islam Temperamen Tutorial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar