Mu'robatul Af'aal
2.1 Pengertian Al Mu’robaatul Af’aal
Sebelum
menjelaskan Al Mu’robaatul Af’aal terlebihdahulu kita menjelsakan makna
dari ($äæ=Ri)dan (däRYã ) itu sendiri.
Al-Mu’rabaat
merupakan kalimat bentuk jamak dari mu’rab yang berbentuk isim maf’ul (معرب) yang fi’il
madinya (عرب) secara bahasa a’rab
memiliki makna yang banyak:
1. Bayanuun (jelas)
2. Husnuun (bagus/baik)
3. Intiqoluun (pindah)
4. Taghoyuruun (berubah)
Sebagaimana yang terkumpul dalam syairan :
w^Ry uVeòåã=Q vã
uY=Ri p Ú lRV%d ä^&ny poBs pl ä~æ
Tetapi dalam ilmu nahwu yang dimaksud i’rab adalah
taghiruun (berubah).
Secara istilah i’rab adalah taghyiruawakhiril kalimi
lihtilafil ‘awamili adhakhilati ‘alaiha lafdon autakdiran “Berubahnya akhir
kalimatkarena perbedaan amil yang masuk baik berubah lafadznya maupun maknanya.
däRYã merupakan bentuk jamak dari (gRY). Menurut istilah kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan kata kerja yang
mengandung jaman.
Jadi murobatul af’al adalah suatu kalimat fi’il yang
akhir kalimatnya bisa berubah – rubah sesuai ‘amilnya (å=Ri ).
Kalimat gRYyang hukumnyaå=Rihanya ada satu yaitu fi’il mudhore
Sebagaimana dalam kitab alfiyah karangan ibnu malik(ØàáÝuZ2I).
ä}=Q l
ã äQ<äNi ãqæ=Q ã p Ú ä~næ ÔNi p
=iãgRY p
FYoi oQ Ra (ämã lqm Ú
oi p
=Eäçi 9aq% lqm oi
kalimah fi’il mudhore hukumnya mu’rob apabila tidak
ada nun taukid, baik nun taukid khopipah ataupun nun taukid saqilah dan nun
jama niswah,apabila di dalam kalimat fi’il mudhore terdapat salah satu dari
tiga tersebut,maka hukumnya menjadi mabni.
Contoh fi’il mudhore mu’rob :
Ä ujM
Öi wQ ÀSY< Å =Jn}
Ä
Ö2&Y Öi wQ ÀèJm Å =Jn}lã
Ä obA
Öi wQ Àh?- Å =Jn}T
2.2 Pengertian Al Mabniyatul Af’aal
Mabniyatul
af’al adalah kalimat fi’il yang tidak dapat berubah akhir kalimatnya.
Kalimat
fi’il yang mabni ada 2 macam ;
1.fi’il
madhi
Fi’il
madhi adalah kalimat / kata kerja yang sudah terjadi (lampau), hukum fi’il
madhi yaitu mabni fathah selama belum bertemu dengan dhomirwau jama’ dan dhomir mutaharik marfu’.Apabila bertemu
dengan wau jama’ maka hukumnya menjadi mabni dhomah begitupun bila bertemu
dengan dhomir mutaharik marfu’ hukumnya menjadi mabni sukun.
Sebagaimana di sebutkan dalam kitab imritiÄ àáà× uZ2I Å.
SY<
uæ !=I =jNi oQ Ú
SË] lã R5 vã 0q&Zi ÔMje äY
än~Q SL
pãp Si ujMp Ú änbA RjNeã ã: Si Ô%ã läY
contoh fi’il madi mabni
fathah,sukun,dhomah:
(mabni fathah)å=M
(mabni fathah) äæ=M
(mabni dhomah) qæ=M
(mabni fathah) #æ=M
(mabni fathah) ä&æ=M
(mabni sukun) oæ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) k&æ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) Gæ=M
(mabni sukun)#æ=M
(mabni sukun) änæ=M
2. fi’il
amar
Fi’il
amar adalah kalimat kerja yang mengandung makna perintah, kalimat fi’il amar
hukumnya mabni sukun sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudhari nya.
1. Jika fi’il mudhari-nya adalah shahih akhir yang di
jazm-kan maka fi’il amar-nya dari fi’il tersebut mabni dengan harakat sukun
tersebut bisa dhahir dan bisa mukhadar.
Harakat sukun yang dzahir terdapat pada dua tempat, yaitu pada fi’il shahih
akhir yang tidak bersambung dengan sesuatu apapun diakhirnya dan pada fi’il
yang bersambung dengan nun niswah. Contoh : è&aã dan å=Mã . demikian pula E&aã dan oæ=Mã diiringi penyandaran fi’il tersebut pada nun
niswah.
Adapun harakat sukun yang muqaddar yang
terdapat pada satu tempat, yaitu jika fi’il itu bersambung dengan nun taukid
khafifah atau yang tsaqilah. Contoh : oæ=Mã ÀE&aã
dan oæ=Mã ÀE&aã.
2. Jika fi’il mudhari-nya merupakan fi’il mu’tal akhir,
yaitu fi’il yang di jazm-kan dengan membuang huruf illah-nya, maka fi’il amar
dari fi’il tersebut dimabnikan dengan membuang huruf illah-nya. Contoh : P8ã , SAã dan O]ã.
3. Jika mudhari-nya adalah af’al khomsah, yaitu fi’il-fi;il
yang di jazm-kan dengan membuang huruf nun-nya, maka fi’il amar dari af’al
khomsah adalah dimabnikan denagn membuang huruf nun-nya. Contoh : Ôç&aã Àã qç&aã dan äç&aã.
2.3 Contoh Ungkapan yang Mengandung Kalimat Fi;il
Mu’robat dan Mabni’at
1. Contoh ungkapan yang mengandung fi’il mudhari
cç-ãp 9jI ä} ktZ%#mã ÁØ
9t&H è~6} oeÁÙ
k~s=æã P?BT ÁÚ
o}=VJeã oi ämqb~e p on.B~e ÁÛ
os8vpã oRM=}$ ã9eãqeãpÁÜ
2. Contohungkapan yang mengandung fi’il mabni
hq}
ga 3çI c~æã ÔfQ kfAÁÛ
9}9E 8=çeã 3çIãÁØ
Õ=.Feã \qY o}<qZJQ $=ÏmÁÜ
uçVeã oi cjY ÐZ1ãÁÙ
$äjfBUãp GjfBi #iQ1ãÁÝ
r=ZA oi !q5ã =N1ÁÚ
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua pembahasan
tentang $ä~nçUãp $äæ=RUã dapat Kita simpulkan sebegai
berikut :
1. Pengertian Mu’robatul
Af’al
Mu’robatul Af’al adalah
kalimat fi’il yang hukumnya mu’rab.Fi’il yang hukum nya mu’rab hanya satu yaitu
fi’il mudhari.
Fi’il mudhari jika tidak
bersmbung dengan nun taukid tsaqilah,khafifah dan nun jama niswah.
2.
Pengertian mabniyatul af’al
Mabniyatul af’al adalah
kalimat fi’il yang mabni,kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam:
1.fi’il madhi
Fi’il madhi hukumnya mabni
harakat fathah,jika tidak bertemu dengan dhomir wawu jama dan dhomir mutahariq
marfu.
2.fi’il amr
Fi’il amr
hukumnya mabni yang sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudharinya.
Nahwu . . Mu'robul Af'al
2.1 Pengertian Al Mu’robaatul Af’aal
Sebelum
menjelaskan Al Mu’robaatul Af’aal terlebihdahulu kita menjelsakan makna
dari ($äæ=Ri)dan (däRYã ) itu sendiri.
Al-Mu’rabaat
merupakan kalimat bentuk jamak dari mu’rab yang berbentuk isim maf’ul (معرب) yang fi’il
madinya (عرب) secara bahasa a’rab
memiliki makna yang banyak:
1. Bayanuun (jelas)
2. Husnuun (bagus/baik)
3. Intiqoluun (pindah)
4. Taghoyuruun (berubah)
Sebagaimana yang terkumpul dalam syairan :
w^Ry uVeòåã=Q vã
uY=Ri p Ú lRV%d ä^&ny poBs pl ä~æ
Tetapi dalam ilmu nahwu yang dimaksud i’rab adalah
taghiruun (berubah).
Secara istilah i’rab adalah taghyiruawakhiril kalimi
lihtilafil ‘awamili adhakhilati ‘alaiha lafdon autakdiran “Berubahnya akhir
kalimatkarena perbedaan amil yang masuk baik berubah lafadznya maupun maknanya.
däRYã merupakan bentuk jamak dari (gRY). Menurut istilah kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan kata kerja yang
mengandung jaman.
Jadi murobatul af’al adalah suatu kalimat fi’il yang
akhir kalimatnya bisa berubah – rubah sesuai ‘amilnya (å=Ri ).
Kalimat gRYyang hukumnyaå=Rihanya ada satu yaitu fi’il mudhore
Sebagaimana dalam kitab alfiyah karangan ibnu malik(ØàáÝuZ2I).
ä}=Q l
ã äQ<äNi ãqæ=Q ã p Ú ä~næ ÔNi p
=iãgRY p
FYoi oQ Ra (ämã lqm Ú
oi p
=Eäçi 9aq% lqm oi
kalimah fi’il mudhore hukumnya mu’rob apabila tidak
ada nun taukid, baik nun taukid khopipah ataupun nun taukid saqilah dan nun
jama niswah,apabila di dalam kalimat fi’il mudhore terdapat salah satu dari
tiga tersebut,maka hukumnya menjadi mabni.
Contoh fi’il mudhore mu’rob :
Ä ujM
Öi wQ ÀSY< Å =Jn}
Ä
Ö2&Y Öi wQ ÀèJm Å =Jn}lã
Ä obA
Öi wQ Àh?- Å =Jn}T
2.2 Pengertian Al Mabniyatul Af’aal
Mabniyatul
af’al adalah kalimat fi’il yang tidak dapat berubah akhir kalimatnya.
Kalimat
fi’il yang mabni ada 2 macam ;
1.fi’il
madhi
Fi’il
madhi adalah kalimat / kata kerja yang sudah terjadi (lampau), hukum fi’il
madhi yaitu mabni fathah selama belum bertemu dengan dhomirwau jama’ dan dhomir mutaharik marfu’.Apabila bertemu
dengan wau jama’ maka hukumnya menjadi mabni dhomah begitupun bila bertemu
dengan dhomir mutaharik marfu’ hukumnya menjadi mabni sukun.
Sebagaimana di sebutkan dalam kitab imritiÄ àáà× uZ2I Å.
SY<
uæ !=I =jNi oQ Ú
SË] lã R5 vã 0q&Zi ÔMje äY
än~Q SL
pãp Si ujMp Ú änbA RjNeã ã: Si Ô%ã läY
contoh fi’il madi mabni
fathah,sukun,dhomah:
(mabni fathah)å=M
(mabni fathah) äæ=M
(mabni dhomah) qæ=M
(mabni fathah) #æ=M
(mabni fathah) ä&æ=M
(mabni sukun) oæ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) k&æ=M
(mabni sukun) #æ=M
(mabni sukun) äj&æ=M
(mabni sukun) Gæ=M
(mabni sukun)#æ=M
(mabni sukun) änæ=M
2. fi’il
amar
Fi’il
amar adalah kalimat kerja yang mengandung makna perintah, kalimat fi’il amar
hukumnya mabni sukun sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudhari nya.
1. Jika fi’il mudhari-nya adalah shahih akhir yang di
jazm-kan maka fi’il amar-nya dari fi’il tersebut mabni dengan harakat sukun
tersebut bisa dhahir dan bisa mukhadar.
Harakat sukun yang dzahir terdapat pada dua tempat, yaitu pada fi’il shahih
akhir yang tidak bersambung dengan sesuatu apapun diakhirnya dan pada fi’il
yang bersambung dengan nun niswah. Contoh : è&aã dan å=Mã . demikian pula E&aã dan oæ=Mã diiringi penyandaran fi’il tersebut pada nun
niswah.
Adapun harakat sukun yang muqaddar yang
terdapat pada satu tempat, yaitu jika fi’il itu bersambung dengan nun taukid
khafifah atau yang tsaqilah. Contoh : oæ=Mã ÀE&aã
dan oæ=Mã ÀE&aã.
2. Jika fi’il mudhari-nya merupakan fi’il mu’tal akhir,
yaitu fi’il yang di jazm-kan dengan membuang huruf illah-nya, maka fi’il amar
dari fi’il tersebut dimabnikan dengan membuang huruf illah-nya. Contoh : P8ã , SAã dan O]ã.
3. Jika mudhari-nya adalah af’al khomsah, yaitu fi’il-fi;il
yang di jazm-kan dengan membuang huruf nun-nya, maka fi’il amar dari af’al
khomsah adalah dimabnikan denagn membuang huruf nun-nya. Contoh : Ôç&aã Àã qç&aã dan äç&aã.
2.3 Contoh Ungkapan yang Mengandung Kalimat Fi;il
Mu’robat dan Mabni’at
1. Contoh ungkapan yang mengandung fi’il mudhari
cç-ãp 9jI ä} ktZ%#mã ÁØ
9t&H è~6} oeÁÙ
k~s=æã P?BT ÁÚ
o}=VJeã oi ämqb~e p on.B~e ÁÛ
os8vpã oRM=}$ ã9eãqeãpÁÜ
2. Contohungkapan yang mengandung fi’il mabni
hq}
ga 3çI c~æã ÔfQ kfAÁÛ
9}9E 8=çeã 3çIãÁØ
Õ=.Feã \qY o}<qZJQ $=ÏmÁÜ
uçVeã oi cjY ÐZ1ãÁÙ
$äjfBUãp GjfBi #iQ1ãÁÝ
r=ZA oi !q5ã =N1ÁÚ
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua pembahasan
tentang $ä~nçUãp $äæ=RUã dapat Kita simpulkan sebegai
berikut :
1. Pengertian Mu’robatul
Af’al
Mu’robatul Af’al adalah
kalimat fi’il yang hukumnya mu’rab.Fi’il yang hukum nya mu’rab hanya satu yaitu
fi’il mudhari.
Fi’il mudhari jika tidak
bersmbung dengan nun taukid tsaqilah,khafifah dan nun jama niswah.
2.
Pengertian mabniyatul af’al
Mabniyatul af’al adalah
kalimat fi’il yang mabni,kalimat fi’il yang mabni ada 2 macam:
1.fi’il madhi
Fi’il madhi hukumnya mabni
harakat fathah,jika tidak bertemu dengan dhomir wawu jama dan dhomir mutahariq
marfu.
2.fi’il amr
Fi’il amr
hukumnya mabni yang sesuai dengan tanda jazm bagi fi’il mudharinya.