Senin, 23 Maret 2015

Risensi Novel Mempelai Sang Dajjal



بِسمِ الله الرَّحمن الرَّحيم
Nama              : Husni Mubarok                 
NIM                : 1413122021                           
Semester         : VI PBA A
Risensi Novel
Mempelai Sang Dajjal
A.    Identitas Buku
Judul Buku                : Mempelai Sang Dajjal
Penulis                       : Najib Kailani
Bahasa                       : Bahasa Arab
Penyelaras Bahasa   : Maruta Amr
Halaman                   : vi, 596 hlm
Penerbit                    : Fitrah Rabbani
B.     Isi
Mempelai sang dajjal merupakan sejarah sedih ikhwanul muslimin di mesir dengan rasa ketegaran dan ketenangan dalam mengahadapinya,  dajjal sebuah nama yang mengerikan, prilakunya dan pikiranya setengah setan. tetapi gerakan ikhwanul muslimin negara mesir mengalami perlakuan dajjal sebelum dajjal asli di akhir jaman, yaitu Athwa Al-Mawani sang dajjal berpangkat Letnal Kolonel, dia mempunyai kekuasaan besar terutama didalam penjara militer, kegemaranya selain minium wisky adalah menyiksa habis – habis para tahanan penjara dengan berbagai macam siksaan, seperti mencambuk, memukul atau menyuruh anjin –anjingnya yang buas untuk mencengkram tahanan samapi berdarah. Dia sangat setia kepada presidenya yaitu Gamal Abdul Naser yang menggombar gambir revolusi, presiden tersebut sangat takut kepada gerakan Ikhwanul muslimin yang ingin mengembalikan sistem negara kepada Syari’at, dia menyangka gerakannya akan menghancurkan negara terutama kepemerintahanya.
Dengan demikian dia mempercayai sepenuhnya kepada Athwa yang setia untuk membereskan gerakan tersebut. Athwa mempunyai intelejen yang banyak untuk mengintai -  ngintai ikhwanul muslimin, siapa saja orang yang di curigai harus ditahan dipenjara militer dan disiksa dengan sangat keras sampai mereka mengakui tuduhan yang diberikan. Orang - orang ikhwan yang tidak bersalah  ini harus menerima siksaan setiap harinya, sungguh bejad kelakuan Athwa dan pengikutnya.
Suatu hari Athwa bertemu seorang wanita yaitu Nabila saat dia sedang mengunjungi penjara militer, dia menangis dan terengah – engah hatinya saat menyaksikan siksaan yang dihadapi para tahanan, dia beranggapan bahwa itu melanggar keadilan, kehoramatan, dan hak asasi manusia. Disana Nabila bertemu dengan sebagian ikhwanul muslimin yang ditahan dengan alasan yang tidak jelas, salah satunya Salwa dia ditahan karena suaminya dicurigai mengikuti gerakan ikhwanul muslimin. Nabila yang berhati lembut ini mampu meluluhkan hati keras dajjal itu, Atwha sangat cinta terhadap Nabila sampai dia ingin melamarnya, dia beranggapan Nabila berbeda dengan wanita lainya, seiring berjalannya waktu Nabila mengetahui tentang busuknya kelakuan athwa sang dajjal tersebut, dia tidak ingin mempunyai suami seperti athwa tetapi dia tidak mungkin bisa menolaknya karena athwa keras kepala dan bisa melakukan apa saja yang dia mau, dia harus menghadapinya dengan ketegaran, kecerdikan, dan ketenangan. 
Nabila seorang guru sejarah di sekolah dasar, dia gemar membaca buku, puisi, sejarah pahlawan, dia lebih senang hidup yang damai dan penuh kasih sayang dan dia juga mempunyai harapan yang tinggi untuk negara mesir ini terutama setelah terjadinya revolusi. mengenal kehidupan athwa dan pengikutnya dia beranggapan bahwa pemerintah sudah melanggar kemanusiaan, keadilan dan syari’at. Bahkan Nabila sampai sakit karena banyak permasalahan yang harus di hadapi setelah mengenal athwa. 
Sakitnya Nabila membuat dia kenal dengan dr. salim seorang dokter yang ahli,  dokter itu bagi Nabila bukan hanya sekedar dokter tetapi sekaligus sebagai teman dekat. Nabila suka bercerita dan meminta solusi kepada dokter itu tentang masalah yang dihadapinya, salah satu masalahnya yaitu Atha sang dajjal ingin segera menikahinya tetapi dia tidak mungkin menikah dengan orang seperti athwa yang hatinya seperti dajjal, namun dia tidak bisa menolaknya seenaknya saja karena athwa orang yang keras hatinya apa saja yang dia inginkan harus tercapai, jika seandainya saja Nabila nenolaknya dia harus terima berbagai ancamanya yang athwa akan lakukan.
Solusi yang diberikan oleh dr. salim terhadap Nabila yaitu dia harus berani meninggalkan mesir negara tercinta ini, dengan cara dia pergi ke negara Kuwait, disana dia bisa bebas dari permasalahan yang dihadapi, terhindar dari athwa. Namun dia sangat keberatan untuk meninggalkan negara ini, orang tua dan keluarganya, tetapi apalah daya tangan tak sampai akhirnya dia mengorbankan semua itu, dengan bantuan dr. salim dan temanya dia pergi ke Kuwait dan bekerja disana beberapa tahun sampai keadaan negara mesir aman dan penuh keadialan.
Begitulah perjuangan selalu akan beriringan dengan pengorbanan pejuangnya.
Dengan segala kepedihan dan heroisme Novel ini, ada beberapa yang patut menjadi catatan. Diantaranya mengenai kesalahan ketik huruf dibeberapa halaman tiap bab. Kemudian tentang dr. Salim yang munculnya dalam novel ini terasa sebagai pelengkap. Serta tentang kejelasan status dr. Salim apakah ia anggota Ikhwan atau bukan karena pada beberapa bagian cerita pada novel ini, ia tidak menolak ketika Nabila memegang tangannya dan juga pundaknya. Jika dia anggota Ikhwan rasanya menjadi sesuatu yang janggal andai ia melakukan hal tersebut.
Meskipun begitu alur yang dibuat oleh Najib Kailani mengalir lancar. Melompat dari satu bagian cerita ke bagian cerita yang lain yang seperti tidak mempunyai keterkaitan. Tetapi Najib Kailani meramunya menjadi sebuah cerita yang saling melengkapi antar kejadian.
Akhirnya, sesungguhnya Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya sendiri. Mihnah-mihnah yang terjadi pada Ikhwan telah menjadi pembuka akan kebobrokan pemimpin-pemimpin negara-negara Islam. Bahwa mereka tidak pernah rela Islam dan orang-orang ikhlas menjadi pemimpin. Keinginan mereka melenyapkan Ikhwan dari bumi Mesir dan sejarah dunia tidak pernah terjadi. Bahkan yang terjadi sebaliknya. Banyak gerakan Islam kontemporer menjadikan Ikhwan sebagai rujukan pergerakannya. Dan Ikhwan sendiri tetap eksis hingga saat ini bahkan hampir disetiap negara. Wallahu a’lam.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar